VIVAnews - Sebelum media massa nasional memberi perhatian besar atas penyiksaan seorang pembantu rumah tangga (PRT) asal Indonesia di Arab Saudi, seorang warga kerajaan itu awal bulan ini justru mengeluhkan proses mendapatkan PRT asing. Yang dia maksud bukan dari Indonesia, melainkan dari Filipina.
Dalam suatu artikel yang dimuat laman Arab News, 7 November 2010, Haya al-Manie mengeluhkan susahnya mendapat PRT asal Filipina, yang dikenal lebih terampil dan bergaji lebih baik dari sesama pembantu dari negara-negara lain. Bahkan gaji PRT asal Filipina diyakini ada yang lebih tinggi dari rata-rata pendapatan kaum muda Saudi yang bekerja di sektor swasta.
Al-Manie mengungkapkan sulitnya merekrut pembantu Filipina. "Pria-pria Saudi akhir-akhir ini harus berdiri dalam antrian panjang di depan Kedutaan Besar Filipina untuk mendapatkan pembantu," tulis al-Manie di Arab News.
"Antrian di depan Kedutaan Besarv Filipina tidak ada bedanya dengan antrian orang yang ingin bertemu dengan dokter gigi di rumah sakit pemerintah," lanjut al-Manie.
Dia mengakui bahwa PRT dari Filipina sangat terampil dan serius bekerja. Namun, dengan melihat kesulitan mendapatkan pembantu sampai mengantri di depan kedutaan, dia mengajak publik untuk tidak bergantung kepada pembantu asal Filipina.
"Rumah kita tidak akan runtuh tanpa mereka. Anak-anak kita juga tidak akan kelaparan tanpa mereka dan saya yakin hidup tidak akan berhenti tanpa mereka," tutur al-Manie.
Dia memang mengakui pembantu asal Filipina merupakan yang terbaik, namun bila harus sampai mengantri panjang untuk mendapatkan mereka bukanlah tindakan yang terhormat.
Sayangnya, keluhan seperti al-Manie ini belum pernah terdengar bila menyangkut pembantu asal Indonesia. Cerita yang sering muncul justru penyiksaan dan ketidakadilan yang diterma pembantu dari negeri ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan coret-coret sepuasnya :)